Misi Sallam yang diminta oleh Khalifah al-Watsiq untuk mengeksplorasi wilayah di Timur Turkistan pada tahun 843 M. Tujuan ekspedisi ini adalah untuk menyelidiki keberadaan tembok Ya’juj dan Ma’juj, yang kelihatannya pada masa itu diasosiasikan oleh orang-orang Arab dan kaum Muslimin dengan Tembok Cina. Perjalanannya menghabiskan lebih dari 28 bulan dan menyebabkan kematian serta kehilangan banyak anggota ekspedisi. Sallam melaporkan bahwa mereka berhasil mencapai tembok tersebut, menjelaskan ukuran tembok tersebut, dan mengambil beberapa spesimen logam yang digunakan untuk membangun tembok itu. Apakah Sallam dan rombongannya benar-benar mencapai tembok Ya’juj dan Ma’juj, atau hanya mencapai sesuatu yang dianggap oleh mereka sebagai tembok Ya’juj dan Ma’juj? Kita tidak mengetahuinya secara pasti.
Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj dan Ma’juj.
27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj dan Ma’juj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya’juj dan Ma’juj berada. Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya’juj dan Ma’juj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938).
Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya’juj dan Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Tulisan Sallam sendiri, yang menceritakan kisah perjalanan tersebut, sekarang sudah tidak ada lagi. Kita hanya mengetahui sebagian isi bukunya itu dari beberapa ahli Geografi Muslim yang mengutipnya, seperti Ibn Khurdadhbih dan al-Muqaddasi. Kendati demikian, Ibrahim Showket dalam penelitiannya menjelaskan bahwa ”pelayaran Sallam penting karena itu merupakan pengalaman Arab yang pertama atas suatu wilayah dalam rangka pencarian pengetahuan geografis. Sallam melewati Armenia dan Georgia dalam perjalanannya ke Tembok Cina, dan melintasi Kaukasus, berhenti pada Khuzar di wilayah Volga. Ia kemudian mengeksplorasi banyak bagian dari Pegunungan Ural dan Altais. Dengan melakukan itu, Sallam menambahkan bagi pengetahuan Arab tentang wilayah-wilayah di luar Kekhalifahan Arab.”
0 komentar:
Posting Komentar